Bisnis.com, JAKARTA – Pertemuan negara-negara Asean dinilai sebagai momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, agar tidak hanya tumbuh cepat tetapi juga merata dan memberikan hasil konkret bagi masyarakat. Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi usai gelaran The 44th Meeting of the High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration and Related Meetings, Minggu (30/7/2023) di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gelaran itu merupakan pertemuan tingkat tinggi untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan terkait pilar ekonomi, yang nantinya akan disampaikan kepada kepala negara/kepala pemerintahan dalam Asean Summit. Puncak pertemuan Asean itu akan digelar di Jakarta pada September 2023.
Menurut Edi, dalam pertemuan itu seluruh peserta membahas hal-hal terkait kerangka kerja dengan ekonomi biru, upaya penurunan emisi karbon dalam strategi carbon neutrality, dan berbagai macam isu penting lainnya. Bahkan, menurutnya, isu kendaraan listrik turut menjadi pembahasan. “Tentu tidak akan berhenti pada rekomendasi, tetapi yang utama adalah bagaimana nanti menindaklanjuti rekomendasi ini agar Keketuaan Asean tahun ini yang dipegang di Indonesia, sebelum berpindah ke negara selanjutnya yaitu Laos, itu bisa tercapai, bisa menghasilkan hasil-hasil yang konkret yang bisa dirasakan sampai ke tingkat masyarakat,” ujar Edi pada Minggu (30/7/2023).
Negara-negara Asean juga membahas upaya untuk memperkuat kerja sama kawasan demi pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, dalam situasi geopolitik yang dinamis saat ini, banyak negara yang ingin berhubungan dengan negara-negara Asean baik melalui kerja sama perdagangan, investasi, dan lainnya. “Kami menyamakan pandangan agar kerja sama tersebut bermanfaat tidak hanya untuk satu negara, dua negara, tetapi semua merasakan itu. Sehingga kita menginginkan ada pembaharuan di dalam Asean, bisa menjadi lebih produktif dan efisien,” katanya.